Setelah Dirut PGN Kena ‘Tebas’ Akhirnya Pertamina Bantu PGN Deal Kargo LNG Gunvor

oleh

JAKARTA – PT Pertamina Persero Holding diketahui akhirnya telah memberi lampu hijau bagi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk untuk melanjutkan penjualan LNG selama empat tahun dengan perusahan Gunvor Singapore Pte Ltd (Gunvor). 

“Keterangan yang berhasil kami peroleh, pada Kamis pagi kemaren, Direksi PGN, Direksi Pertamina, Dewan Komisaris Pertamina Holding dan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury sudah mengadakan rapat. Rapat tersebut dipimpin Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama. Direksi Pertamina antara lain dihadiri Direktur Keuangan Emma Sri Martini dan Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Salyadi Saputra,” ungkap Sekretaris Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Hengki Seprihadi, Jumat (9/6/2023) malam. 

Hengki mengatakan, pihaknya pada Jumat siang telah mengkonfirmasi langsung tentang adanya rapat tersebut serta perihal diperbolehkannya PGN melanjutkan transaksi dengan Gunvor kepada Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama. 

“Keterangan dari Komut Pertamina kepada kami, benar adanya rapat itu. Pada intinya, Komut Pertamina menekankan tidak boleh ada penjualan yang merugi,” ungkap Hengki. 

Sebelumnya, terungkap alasan pencopotan dua direktur PT PGN Tbk. Menteri BUMN melalui pemegang saham mengganti keduanya karena persoalan ketidakhati-hatian Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN dalam melakukan kotrak jual LNG selama 4 tahun dengan perusahaan Gunvor Singapore Pte Ltd (Gunvor). Transaksi LNG yang dibeli Pertamina dari Woodside itu berpotensi merugikan Pertamina. 

“Adapun bocoran rapat Kamis kemarin itu, Pertamina Holding antara lain memutuskan kargo LNG Woodside tersedia  dan dapat digunakan selama tidak merugi,” beber Hengki. 

Lebih lanjut Hengki mengutarakan, rapat petinggi Pertamina dan PGN itu juga memutuskan bahwa PGN supaya melanjutkan negosiasi dengan Gunvor secara back to back dari ketersediaan Pertamina, dengan syarat utama tidak boleh merugi.

“Rapat itu juga meminta supaya Pertamina dan PGN diskusi secara detil setelah rapat itu,” ungkap Hengki. 

Kontrak dengan CNTIC

Kasus deal PGN dengan Gunvor, belakangan ternyata juga membuka tabir bahwa PGN ternyata telah menandatangani LNG Sales and Purchase Agreement dengan Petronas LNG Ltd (PLL) pada 29 Juni 2022 lalu. PLL sebagai penjual dan PGN sebagai pembeli. 

“Informasi yang kami terima ini ternyata juga membuat kita mengetahui bahwa PGN ternyata juga sudah menadatangani LNG Sales and Purchase Agreement dengan China National Technical IMP & EXP CORP (CNTIC) tertanggal 1 Juli 2022. PGN sebagai penjual dan CNTIC sebagai pembeli. Jangka waktu perjanjian kedua perjanjian jual beli itu mulai berlaku 1 Januari 2024 hingga 31 Desember 2025,” beber Hengki. 

Atas informasi tersebut, tambah Hengki, CERI kembali  mengingatkan baik Pertamina maupun PGN untuk benar-benar mengantisipasi berulangnya kejadian deal PGN dengan Gunvor. 

“Sebab tentu jika hal tersebut memang benar terjadi, berarti ada kesalahan serius di  perencanaan, harus segera digali apa dibalik kesalahan perencanaan tersebut serta mitigasinya, lantaran berpotensi akan merugikan PGN, Pertamina dan pada akhirnya merugikan negara,” tegas Hengki.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.