JAKARTA – Dua alasan yang disebutkan Menteri BUMN Erick Tohir kepada awak media pada Kamis (9/3/2023) saat konfrensi pers di Lapangan Tennis Indoor Senayan, terkait pencopotan Direktur Dukungan Bisnis PT Pertamina (Persero) Holding Dedi Sunardi, pernyataan itu terkesan kesalahan pada dirinya Erick sendiri, kental sangat subyektif.
“Sebab, Dedi Sunardi diangkat oleh Erick Tohir pada 3 Mei 2021 menjadi Direktur Dukungan Bisnis PT Pertamina Holding berdasarkan hasil fit and proper test yang dilakukan oleh Kementerian BUMN, bukan usulan dari Pertamina,” ungkap Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Sabtu (11/3/2023).
Jika mau jujur, kata Yusri, hampir 99,9 persen karyawan Pertamina pasti menolak kandidat direksi yang datang berasal dari luar Pertamina, karena tidak memahami proses bisnis dari hulu ke hilir di Pertamina.
“Dedi Sunardi sejak awal 1989 berkarir lama di PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, jabatan terakhir sebagai Vice President di BRI, baru kemudian pada tahun 2020 oleh Menteri BUMN Erick Tohir diangkat menjadi Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), jelas latar belakangnya di bidang keuangan,” ungkap Yusri.
Jadi, sambung Yusri, menempatkan Dedi Sunardi sebagai Direktur Dukungan Bisnis Pertamina Holding, tentu bisa dianggap kebijakan yang keliru dari Erick Tohir sebagai Menteri BUMN.
“Lagi pula, jika benar Erick Tohir sejak dua tahun lalu sudah mengingatkan kepada jajaran Direksi Pertamina soal zona penyanggah (buffer zone), tetapi tidak action, maka hal itu menjadi kesalahan kolektif Dewan Direksi Pertamina Holding dengan Subholding PT Pertamina Patra Niaga, mengapa hanya Dedi yang dicopot? Kok bukan semuanya?,” ketus Yusri heran.
Erick sebelumnya juga menyatakan bahwa ia kemarin meminta seluruh Direksi Pertamina pulang. “Ada yang pulang dan ada yang tidak pulang. Ya saya catat dong kalau gak pulang, ketika ada rakyat yang meninggal masa kita gak hadir?” kata Erick.
“Saya aja pulang dari Surabaya, padahal saya lagi ada event besar di Surabaya saja saya pulang, hal-hal ini bagian dari tanggungjawab kita duduk sebagai pejabat,” lanjut Erick.
Menurut Yusri, terkait dimana keberadaan Dedi Sunardi pada saat kebakaran, kita belum tau dan apa alasannya jika dia tidak langsung pulang. “Sebab pesan whatsapp yang kami kirim sejak sehari setelah dicopot dari Direktur akibat terbakarnya depo TBBM Plumpang terbakar, tidak dibacanya hingga saat ini,” ungkap Yusri.
Namun dari alasan yang ada, sambung Yusri, pihaknya menduga jangan-jangan Dedi Sunardi dicopot karena alasan non tehnis yang sudah menjadi rahasia.(CERI)